Kehidupan Rasulullah dalam Perspektif Keturunan yang Mulia

Bani Hasyim adalah salah satu cabang dari suku Quraisy yang terkenal dengan kemuliaan dan kehormatan keturunannya. Quraisy sendiri merupakan kabilah Arab yang paling mulia, memiliki keturunan yang bersih, dan memegang posisi tertinggi di antara bangsa Arab. Kemuliaan dan kehormatan keturunan ini menjadi latar belakang yang penting dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Diriwayatkan dari al-Abbas radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencipta makhluk ini, lalu Dia menciptakan aku dari sebaik-baik makhluk dan dari sebaik-baik kelompok mereka (manusia). Dia juga menjadikan aku dari sebaik-baik kumpulan di antara dua kumpulan (Arab dan bukan Arab). Kemudian Dia meneliti pemilihan kabilah-kabilah secara rapi, maka Dia menciptakan aku dari sebaik-baik kabilah (Quraisy). Kemudian Dia meneliti pemilihan keluarga-keluarga secara rapi, maka Dia menciptakan aku dari sebaik-baik keluarga (Bani Hasyim). Sementara aku adalah sebaik-baik jiwa (sehingga dipilih menjadi rasul dan penutup segala nabi) dan sebaik-baik keluarga di kalangan mereka. (asal-usul keturunan ibu bapa dan nenek moyang Baginda tiada yang lahir dari perzinaan, bahkan melalui pernikahan yang sah)” (Riwayat at-Tirmizi dengan sanad yang sahih).

Tidak Ada Celaan dalam Keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Karena kemuliaan keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sudah sangat jelas di kalangan Quraisy, mereka tidak pernah menggunakan isu keturunan untuk mencela beliau. Sebaliknya, mereka mencela Rasulullah dengan berbagai isu yang direka-reka, tetapi tidak pernah menyentuh masalah keturunan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Quraisy pun mengakui keunggulan dan kemuliaan nasab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Hikmah dari Kemuliaan Keturunan

Dari kisah-kisah di atas, kita dapat mengambil beberapa pelajaran dan kesimpulan sebagai berikut:

  1. Kemuliaan Keturunan Sebagai Faktor Daya Tarik: Apabila seorang pendakwah atau dai berada di kedudukan yang mulia di kalangan masyarakat, orang-orang akan lebih tertarik untuk mendengar seruannya. Sebaliknya, masyarakat cenderung meremehkan pendakwah atau dai yang berasal dari latar belakang tidak dikenal atau keturunan yang hina.
  2. Mengurangi Celaan yang Tidak Berdasar: Ketika pendakwah berasal dari keturunan yang mulia, masyarakat tidak mampu mencela keturunannya. Mereka hanya bisa mereka-reka fitnah untuk menghindar dari mendengar dakwah atau kata-katanya.

Contoh dari Kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Contoh nyata dapat kita lihat ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirim surat kepada Hercules (Maharaja Rom) yang mengajak beliau dan kaumnya kepada Islam. Salah satu pertanyaan pertama Hercules kepada Abu Sufyan adalah tentang keturunan Muhammad dalam masyarakatnya. Abu Sufyan, yang saat itu masih musyrik, menjawab bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah dari keturunan yang paling mulia. Hercules kemudian menjelaskan bahwa Allah hanya memilih nabi dari golongan yang mulia dalam kaumnya dan mempunyai keturunan yang paling baik.

Penutup

Meskipun Islam tidak menilai amalan seseorang berdasarkan keturunan, seseorang yang berasal dari keturunan mulia cenderung lebih dihormati dan mudah mencapai kesuksesan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis sahih, mereka yang terpilih di masa jahiliah adalah juga mereka yang terpilih di masa Islam, jika mereka memahami.

Dengan demikian, kemuliaan keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bukan hanya menambah keagungan pribadi beliau, tetapi juga memperkuat posisinya dalam menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia.

Scroll to Top