Sunnah-Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri

Idul Fitri, atau yang sering disebut sebagai Hari Raya, bukan hanya momen kemenangan setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Lebih dari itu, Idul Fitri adalah momen yang penuh keberkahan dan Sunnah yang mengajarkan kita untuk menghargai nikmat Allah serta merasakan kegembiraan bersama sesama umat Islam. Berikut adalah beberapa Sunnah yang dianjurkan untuk dipraktikkan pada hari Idul Fitri:

1. Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri

Mandi sebelum shalat Idul Fitri merupakan Sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mandi pada hari tersebut dianggap sebagai bentuk persiapan spiritual dan fisik untuk menyambut hari kemenangan ini. Para sahabat Nabi juga mengamalkan Sunnah ini dengan penuh keikhlasan, menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian saat merayakan Idul Fitri. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)

2. Berhias Diri dan Memakai Pakaian Terbaik

Memakai pakaian terbaik saat merayakan Idul Fitri adalah Sunnah yang dianjurkan. Hal ini merupakan bentuk penghargaan atas nikmat kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya juga mencontohkan untuk memakai pakaian yang terbaik pada hari tersebut, sebagai ungkapan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا لِلْعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, 1765)

3. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri

Sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri, disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebagai tanda berakhirnya ibadah puasa Ramadhan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mempraktikkan Sunnah ini dengan menyantap kurma sebelum shalat Idul Fitri. Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ini adalah bentuk kesyukuran atas nikmat kemenangan setelah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

4. Bertakbir dari Rumah Menuju Tempat Shalat

Bertakbir secara terus-menerus dari rumah menuju tempat shalat Idul Fitri adalah Sunnah yang dianjurkan. Takbir tersebut adalah ungkapan syukur atas nikmat kemenangan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat Islam setelah menyelesaikan ibadah puasa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya juga mengamalkan Sunnah ini dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).

Dalam suatu riwayat disebutkan,

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ المصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2. Hadits ini mursal dari Az-Zuhri namun memiliki penguat yang sanadnya bersambung. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)

5. Saling Mengucapkan Selamat

Mengucapkan selamat di hari Idul Fitri merupakan bentuk silaturahmi dan kebersamaan antar sesama umat Islam. Ucapan selamat seperti “Taqabbalallahu minna wa minkum” (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian) merupakan ungkapan syukur dan doa untuk keberkahan di hari kemenangan. Ini adalah Sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya untuk dipraktikkan dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan.

Sebagaimana riwayat berikut,

فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fath Al-Bari, 2: 446)

6. Melewati Jalan Pergi dan Pulang yang Berbeda

Melewati jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat shalat Idul Fitri adalah Sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap bumi sebagai saksi atas semua perbuatan manusia.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya mengamalkan Sunnah ini dengan penuh keikhlasan dan kesadaran akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar.

Dengan mempraktikkan Sunnah Idul Fitri, kita dapat merasakan keberkahan dan kegembiraan yang sesungguhnya dalam merayakan kemenangan Ramadhan. Semoga Sunnah ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian dari kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Taqabbalallahu minna wa minkum!

Scroll to Top